pertemanan
Selasa, 15 Maret 2011
Senin, 21 Februari 2011
PUTIH BUNGA TULIP
Sahabatku,
Betapa menyenangkan mendapatkan kabarmu,
Kabar dari negeri sejuta impian,
Perjalananmu di kota La Rochelle, Prancis
Kau gambarkan begitu indah,
Kota wisata pantai di Prancis,
Alangkah menyenangkan ,
Seandainya aku bisa menkmatinya bersamamu.
Sahabatku,
Pada kunjunganmu di negeri bunga bermekaran,
Kau petik putih bunga tulip,
Tuk sampaikan kabar sayang untukku,
Sebagai pengingat,
Suatu masa ada kenangan,
Di kota Salatiga kamu menggandeng tanganku,
Masa remaja yang tak pernah kulupakan,
Meskipun waktu dan jarak memisahkan kita,
Tapi kau adalah sahabatku.
Sahabatku,
Bila kau berjalanan diantara bunga tulip,
Yang sedang bermekaran di pagi hari,
Bawa anganku untuk menikmatinya bersamamu,
Gandeng tanganku agar kehangatan menghampiriku,
Biarkan semua diam tanpa kata,
Agar alam menyambut keheningan,
Menghembuskan wangi tulip di hamparan.
Betapa menyenangkan mendapatkan kabarmu,
Kabar dari negeri sejuta impian,
Perjalananmu di kota La Rochelle, Prancis
Kau gambarkan begitu indah,
Kota wisata pantai di Prancis,
Alangkah menyenangkan ,
Seandainya aku bisa menkmatinya bersamamu.
Sahabatku,
Pada kunjunganmu di negeri bunga bermekaran,
Kau petik putih bunga tulip,
Tuk sampaikan kabar sayang untukku,
Sebagai pengingat,
Suatu masa ada kenangan,
Di kota Salatiga kamu menggandeng tanganku,
Masa remaja yang tak pernah kulupakan,
Meskipun waktu dan jarak memisahkan kita,
Tapi kau adalah sahabatku.
Sahabatku,
Bila kau berjalanan diantara bunga tulip,
Yang sedang bermekaran di pagi hari,
Bawa anganku untuk menikmatinya bersamamu,
Gandeng tanganku agar kehangatan menghampiriku,
Biarkan semua diam tanpa kata,
Agar alam menyambut keheningan,
Menghembuskan wangi tulip di hamparan.
Senin, 14 Februari 2011
Puisi ruang hati ..
Ketika pintu itu tak terbuka meski juga tak tertutup
Tapi aku begitu takut memasukinya hanya seorang diri
Ketika kabut itu selalu bergelayut manja tak mau pergi
Tapi tak selalu rela untuk tetap tinggal disana
Kutahu hanya angin yang bisa kuajak bicara
Burung-burung sudah enggan untuk mampir walau hanya tuk bersiul
Entah kenapa selalu saja terhalang oleh tirai tipis itu
Meski tipis tapi tak ada keberanian itu untuk menembusnya
Kelopak bunga ini segan berkembang
Mungkin akan layu jika tak bisa bertahan
Tapi tangan kokohmu bisa buat semua menjadi warna
Hanya saja entah kapan
Entah kapan akan tersentuh dan tersapa
Jiwa ini tak akan pernah lelah untuk menunggu
Satu belaian hati yang terhempas tak sempat singgah
Hanya datang sekali berhasrat tak kembali
Tapi tahu kah kau ?
Harap itu tak akan pernah usai ….
Tapi aku begitu takut memasukinya hanya seorang diri
Ketika kabut itu selalu bergelayut manja tak mau pergi
Tapi tak selalu rela untuk tetap tinggal disana
Kutahu hanya angin yang bisa kuajak bicara
Burung-burung sudah enggan untuk mampir walau hanya tuk bersiul
Entah kenapa selalu saja terhalang oleh tirai tipis itu
Meski tipis tapi tak ada keberanian itu untuk menembusnya
Kelopak bunga ini segan berkembang
Mungkin akan layu jika tak bisa bertahan
Tapi tangan kokohmu bisa buat semua menjadi warna
Hanya saja entah kapan
Entah kapan akan tersentuh dan tersapa
Jiwa ini tak akan pernah lelah untuk menunggu
Satu belaian hati yang terhempas tak sempat singgah
Hanya datang sekali berhasrat tak kembali
Tapi tahu kah kau ?
Harap itu tak akan pernah usai ….
Puisi mawar UNGU
Sekuntum mawar ungu mekar dalam belenggu
nuraninya rindu pada langit biru
tapi tak mamu putuskan belenggu
dia coba tuk slalu tertawa
air mata disimpan di dada
karena cinta hanya sebatas angan saja
nuraninya terbelenggu norma
kadang dia bertanya pada angin malam
kenapa semua mesti begini
kadang dia bertanya pada matahari
kenapa dia mekar disini
nuraninya terbelenggu norma
tapi matahari diam
angin malam diam
belenggu juga diam
sementara nuraninya tetap bertanya
akhirnya dia coba
untuk menerima
dan pasrah pada Yang Esa
walau nuraninya
tetap bertanya
nuraninya rindu pada langit biru
tapi tak mamu putuskan belenggu
dia coba tuk slalu tertawa
air mata disimpan di dada
karena cinta hanya sebatas angan saja
nuraninya terbelenggu norma
kadang dia bertanya pada angin malam
kenapa semua mesti begini
kadang dia bertanya pada matahari
kenapa dia mekar disini
nuraninya terbelenggu norma
tapi matahari diam
angin malam diam
belenggu juga diam
sementara nuraninya tetap bertanya
akhirnya dia coba
untuk menerima
dan pasrah pada Yang Esa
walau nuraninya
tetap bertanya
Langganan:
Postingan (Atom)