kaligrafi

kaligrafi
kaligrafi

Senin, 21 Februari 2011

PUTIH BUNGA TULIP

Sahabatku,
Betapa menyenangkan mendapatkan kabarmu,
Kabar dari negeri sejuta impian,
Perjalananmu di kota La Rochelle, Prancis
Kau gambarkan begitu indah,
Kota wisata pantai di Prancis,
Alangkah menyenangkan ,
Seandainya aku bisa menkmatinya bersamamu.

Sahabatku,
Pada kunjunganmu di negeri bunga bermekaran,
Kau petik putih bunga tulip,
Tuk sampaikan kabar sayang untukku,
Sebagai pengingat,
Suatu masa ada kenangan,
Di kota Salatiga kamu menggandeng tanganku,
Masa remaja yang tak pernah kulupakan,
Meskipun waktu dan jarak memisahkan kita,
Tapi kau adalah sahabatku.

Sahabatku,
Bila kau berjalanan diantara bunga tulip,
Yang sedang bermekaran di pagi hari,
Bawa anganku untuk menikmatinya bersamamu,
Gandeng tanganku agar kehangatan menghampiriku,
Biarkan semua diam tanpa kata,
Agar alam menyambut keheningan,
Menghembuskan wangi tulip di hamparan.

Senin, 14 Februari 2011

Puisi ruang hati ..

Ketika pintu itu tak terbuka meski juga tak tertutup
Tapi aku begitu takut memasukinya hanya seorang diri
Ketika kabut itu selalu bergelayut manja tak mau pergi
Tapi tak selalu rela untuk tetap tinggal disana

Kutahu hanya angin yang bisa kuajak bicara
Burung-burung sudah enggan untuk mampir walau hanya tuk bersiul
Entah kenapa selalu saja terhalang oleh tirai tipis itu
Meski tipis tapi tak ada keberanian itu untuk menembusnya

Kelopak bunga ini segan berkembang
Mungkin akan layu jika tak bisa bertahan
Tapi tangan kokohmu bisa buat semua menjadi warna
Hanya saja entah kapan
Entah kapan akan tersentuh dan tersapa

Jiwa ini tak akan pernah lelah untuk menunggu
Satu belaian hati yang terhempas tak sempat singgah
Hanya datang sekali berhasrat tak kembali
Tapi tahu kah kau ?
Harap itu tak akan pernah usai ….

Puisi mawar UNGU

Sekuntum mawar ungu mekar dalam belenggu
nuraninya rindu pada langit biru
tapi tak mamu putuskan belenggu

dia coba tuk slalu tertawa
air mata disimpan di dada
karena cinta hanya sebatas angan saja

nuraninya terbelenggu norma

kadang dia bertanya pada angin malam
kenapa semua mesti begini
kadang dia bertanya pada matahari
kenapa dia mekar disini

nuraninya terbelenggu norma

tapi matahari diam
angin malam diam
belenggu juga diam
sementara nuraninya tetap bertanya

akhirnya dia coba
untuk menerima
dan pasrah pada Yang Esa
walau nuraninya
tetap bertanya